Derai air mata seakan tumpah tak tersendat malu.
Betapa diriku memandang dirimu
di waktu sakitmu yang terbaring
melemah di kamar peristirahatan.
Kau nampak pucat pasi.
Kau tak lagi dalam pancaran mentari pagi.
Betapa diriku memandang dirimu
adalah sayap belas kasih mengusap keningmu.
Sembuh kasihku.
doaku selalu mengiringi di tiap peluh sakitmu.
Senduku adalah rasa harap yang menggunung
demi dirimu, demi sembuhmu.
Melihatmu, melihat kisah kanak-kanak pada umumnya
yang butuh usap kasih sayang orang tua.
Tapi kau jauh di mata mereka.
Biarlah kasih sayang terwakilkan olehku
agar kau terang kembali
mengukir sejarah baru di lembar hari
yang masih kosong rangkai kisahmu.
Sembuh kasihku.
Aku tahu kau dilema
mengangkat beban di saat umurmu beranjak dewasa
sampai kau terjatuh sakit.
Taruhlah dahulu bebanmu sejenak
Lepaskan fikiran dari beban kehidupan.
hidup pun mengerti melihatmu dalam pembaringan.
Sembuh kasihku.
kau tau sejak awal sakitmu aku ada di sisimu.
Menemanimu mengusap kening dengan hangat kasih sayang.
Aku adalah wakil orang tuamu.
Mereka pun dalam doa demi sembuhmu.
Aku ada dihadapmu di waktu sembuhmu.
Aku ada di hadapmu di waktu sakitmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar