Sabtu, 13 Agustus 2011

Sajak Pamflet yang Terlupakan, Kawan

Terang kehidupan kini redup kembali.

Ruang sepi kini menghantui kembali.

Kenapa tidak? Diriku ini dalam kealpaan.



Tali hubungan seakan genting

Terancam putus dalam ikatan.

Kenapa diri ini lupa dalam tanya.

Mana media penghubung kita

di kala menjauh tak berjumpa?

Kenapa aku tak merangkai tanya pengharapan itu?



Gelap malam seakan menyudutkanku.

Acungkan telunjuknya dalam salahkanku.

Diriku semakin menggigil kesedihan.

Tak ada belas kasihan di ruang kemegahan.

Satu ada di sini, tapi ia dalam pergi.



Betapa manisnya perjumpaan hanya sekejap rasa.

Perpisahan menusuk begitu menyakitkan.

Gadis teman kehidupan seakan hanya khayalan

Apakah dirinya merasa kealpaan?



Betapa diriku akibat masa lalu,

Karena diriku selalu hanyut mengingat kedukaanku.

Diriku duka kehilangan.

Tak kuasa diriku dalam kesunyian.

Sehingga hidup tak selalu aku hirau.

Biarkan saja mereka bergurau dan diriku dalam igau.

Pada segumpal duka, diriku berbalut lupa.



Tapi aku tak sanggup mengulang waktu.

Berjumpa gadis yang mengerti diriku.

Tapi hilang gadis itu bersama masa lalu.

Kini, aku tak kuasa mencari,

kemana diriku bertemu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar