Bila memang mau menegakkan syareat Islam di Indonesia, maka tegakkan syareat Islam Aswaja bukan syareat golongan yang suka mengkafirkan, mensyirikkan dan membid'ahkan karena bisa berbahaya! Maka pesantren bisa mentradisikan pendidikan syareat Islam dalam kenegaraan.
Nilai ke-tasawuf-an dikalangan Aswaja Indonesia mengalami krisis yang membuat kondisi sering tidak kondusif. Hal ini yang membuat seakan terpecah-pecah antar sesama Aswaja, walau hanya konflik biasa (perbedaan pendapat, politik, majlis, dll). Inilah tugas pesantren dalam pendidikan ketasawafuan.
Mereduksi konfik antar sesama Aswaja harus terus dilakukan. Jangan hanya karena satu orang provokator, semua menjadi gembar-gempor. Kalau masalah provokator, iblis lebih jago dalam memprovokasi. Lantas, apakah tidak menemukan cara untuk tetap menjalin persaudaraan keislaman keaswajaan?
Mempersatukan antar islam aswaja dengan acara-acara "Akbar" adalah hal yang wajib dilakukan. Bukan hanya dalam dunia ofine, dunia online harus mengalami persatuan.
- Solat Berjama'ahan Akbar
- Maulidan Akbar
- Solawatan Akbar
- Wiridan Akbar
- Istighozahan Akbar
- Tarlingan alias Tarawih Kelilingan
- Takbiran Hari Raya Akbar
Inilah yang harus dilakukan pesantren dalam membentuk sistemisasi jaringan aswaja. Pesatuan ummat tidak perlu lagi membahas mengenai persatuan ajaran-ajaran. Ajaran antar madzhab yang berbeda-beda, biarlah berbeda. Asal perbedaan itu tidak didasari saling membid'ahkan, mensyirikkan dan mengkafirkan. Namun jangan melupakan persatuan umat Islam dalam hal akhlak, yang jarang ditonjolkan dalam menyikapi perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar