Bising kehidupan masih terngiang.
Tapi taman keindahan,
harumnya bunga-bunga sedikit membekukan suara-suara.
Mentari kian kantuk dalam terang.
Burung-burung terbang kembali
pada istana-istana keluarga.
Dalam kantuk mentari
Gaduh dalam hidup terlihat mata.
Betapa 2 sosok muda-mudi bertengkar hati.
Di taman indah bunga-bunga.
Mentari tetap tak sudi menatap
Melanjutkan kantuk yang kian terlelap.
Kita berdua menatap resah.
Di saat isyarat mentari tertulis di awan putih
“Jangan ganggu, aku dalam lelah”.
Pertengkaran tetap dalam bara.
Burung terbang menghindar gersang.
Betapa kebersamaan menjadi 1001 dilema.
Dan kini aku duduk dalam harap terang.
Sang waktu memanggil
dan menyuruhku berkisah.
Tentang arti kebersamaan yang masih berkabut tebal
Pada Purnama yang nampak cerah.
Kita dalam kebersamaan.
Mereka yang bertikai dalam kebersamaan.
Kebersamaan kita penuh mutiara.
Kebersamaan mereka yang bertikai hancur mutiara.
Apa beda aku dan dirinya?
Kita dalam tema kebersamaan.
Betapa hidup adalah pilihan.
Pilihan berkisar damai dan permusuhan.
Hadir pilihan di tengah kebersamaan.
Akan nampak jalan hidup, pilihan kebenaran.
Kebersamaan adalah kecocokan kebenaran.
Lihat saja 2 muda mudi bertikai hati.
Mungkin, mereka dalam perebutan hak kebenaran.
Saling menentang memisah diri.
Tak ada kesamaan asa dalam hati.
Tatkala penjahat berkumpul di suatu tempat
Menatur taktik jahat, pengacau jagat.
Betapa kebersamaan mereka menabur damai jiwa.
Tak ada tusuk pisau sesama atau hancur rencana.
Kebersamaan adalah dengan kedamaiannya
Walau pilihan permusuhan
selalu menawar mesra dihadapnya.
Tak ada yang lain pilihan jiwa
hanya kedamaian dan permusuhan
hanyalah pilihan fatamorgana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar