Laju waktu
mengayun kaki kita dalam mengarumi hidup di bawah hamparan langit biru.
Pergantian antara malam dengan siang adalah rutinitas hidup kita.
Pancaran mentari adalah semangat dalam menghadapi hidup kita
Rembulan dengan cahaya yang lembut adalah kedamaian hati kita.
Tebaran bintang di jagat langit gelap adalah keberhasilan masa depan kita.
Itulah kisah kita, tercatat di tiap rangkai hari
sebagai rangkai puisi yang menghias di indah.
Puisi kisah kita
yang tak sekedar goresan ilusi
Puisi itu melayang, menghadap mesra
dirimu membawa bayang-bayang diriku.
Biarlah puisi sebagai lembaran sejarah
karena kita adalah anak dari sejarah
sehingga kita pun mampu mengukir sejarah
yang menghias indah dalam kamar hidup kita.
Teman di kala sunyi
teman di kala tersesat gelap malam
yang akan bercengkrama di ruang hati
penuh mutiara-mutiara kehidupan.
Puisi kisah kita.
Melihatku pada pandang jauh di hadapan.
Hamparan masa depan adalah bahan kenangan
yang bertebaran kosa kata kisah yang siap kita rangkai.
Kita tak mengetahui jalan mana harus menemui bahan kenangan yang kita dambakan.
Sehingga putaran hari kita lalui dalam ikatan kepasrahan
walau harap tetap bersarang di dalam darah merah.
Puisi kisah kita
adalah pena yang hanya mampu menggores
tatkala tangan memainkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar