Sebelum membahas Kanjeng Nabi SAW dan Gusti Allah SWT pernah salah atau tidak, saya kira kita harus memutuskan pedoman untuk menentukan salah atau tidak salah suatu masalah. Kira-kira, apa pedoman untuk menentukan benar atau salah?
Saya kira, Anda yang sejalur dengan saya akan berkata bahwa pedoman utama untuk menentukan salah atau benar adalah Al-Qur'an bila untuk makhluk. Namun untuk mensalahkan Gusti Allah atau menganggap Gusti Allah pernah salah, apa pedomannya?
A. Kasus: "Nabi Muhammad Juga Pernah Salah" (Ucapan ini saya dengar langsung saat mendengar vidio mudzakarah Buya Yahwa bersama Dosen IAIN waktu membahas menghadiahkan pahala. Bisa search google. Tanpa bermaksud menfonis hakekat ucapannya)
Apakah setuju bila sejak pertama lahir sampai dewasa seorang termulia pernah melakukan kesalahan? Saya harap anda tidak setuju karena ini masalah kesalahan. Nabi tidak pernah melakukan kesalahan walau tidak maha benar. Bila pernah melakukan kesalahan, pedoman apa yang bisa menyalahkan perbuatan Kanjeng Nabi SAW?
Dari kasus penyalahan terhadap Kanjeng Nabi, ia berkata bahwa kesalahan terjadi ketika Kanjeng Muhammad belum menjadi nabi. Sangkaan ini sungguh tidak sesuai dengan pedoman yang dipegang sebagai pedoman pembenaran atau pensalahan. Bagaimana mau menentukan salah atau tidak, Al-Qur'an saja belum datang, bahkan belum diangkat menjadi nabi.
Apakah menggunakan pedoman Injil sebagai pembenaran dan pensalahan? Atau menggunakan hukum kesosialan jahiliah?
Silahkan merenung...
B. Kasus: "Ya, Itu Salah Allah" (Ucapan ini saya dengar langsung dari perkataan dosen IAIN tanpa bermaksud memfonis hakekat ucapannya)
Apakah setuju Gusti Allah bisa dianggap salah? Gusti Allah Maha Benar dan tidak mungkin salah walau pengertian salah sudah terciptakan bahkan sampai definisi salah sudah tidak ada lagi. Definisi salah atau benar dan membentuk sebuah keyakinan adalah ciptaan. Ciptaan salah digunakan untuk mensalahkan yang menciptakan salah, tentu ini logika yang keliru dan sesat.
Bila Tuhan belum menciptakan definisi salah sampai membetuk sebuah keyakinan, apakah Tuhan bisa melakukan kesalahan? Dan bila definisi kesalahan sudah terbentuk, benarkah kesalahan yang diciptakan bisa untuk memfonis salah untuk Tuhan?
Silahkan merenung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar