Senin, 27 April 2015

Emansipasi Pria Yang Membuat Wanita Iri – Teori Kelirumologi

Emansipasi Pria Yang Membuat Wanita Iri - Ada yang salah bahwa pria menjadi “Bapak Rumah Tangga”? Suami mengurus rumah tangganya, tanpa perlu mikir kerja di luar. Untuk bagian pokok mencari nafkah adalah usaha seorang istri. Walau bagaimanapun, seorang pria dalam berumah tangga tetap melakukan kemandirian dalam penghasilan, baik lewat kerja atau bisnis di rumah. Sehingga, seorang istri dalam hal ini bertugas untuk membantu permodalan sang suami. Setuju?

“Lah, kan itu tidak ada kesetaraan gender?” kata seorang wanita karir.

Mengambil teori “Iri”, seorang wanita yang menuntut kesetaraan dengan orang pria adalah wanita yang berusaha benar-benar sama dengan pria seperti bersama-sama bersaing menempuh karir, dll. Itukah hak seorang wanita? Lantas, hak seorang pria agar sama dengan serang wanita yang berstatus “Ibu Rumah Tangga” itu bagaimana? Apakah tidak boleh memiliki hak “kesetaraan dalam berumah tangga?” Pria juga punya hak untuk menyamakan dengan wanita, asal jangan rubah kelamin saja.

Logika sederana: Bila kedua orang tua sama-sama kerja, dari pagi sampai malam, lalu siapa yang mengurus anak-anak di rumah? Masak pembantu? Lah nanti jadi anak pembatu. Di sinilah makna keadilan gender. Keadilan gender memang bisa selalu sama, namun tidak harus sama dalam konteks perbedaan kebutuhan.

“Cari uangnya bisa tidak kalau dari rumah?”

Belajar adalah cara terbaik. Namun kalau sudah bisa, ya tinggal menjalankan. Kita buat karya, lalu karya kita dijual lewat internet. Cukup dari kamar atau di taman dekat rumah, kita bisa melakukan transaksi antar kota. Enak kan kerja dan bisnis di rumah?

“Terus, bagaimana mendidik anaknya?” katanya lagi.

Seperti layaknya seorang yang pria single alias duda, bisa saja mengurus anak-anak. Tentu mendidik anak bergaya seorang pria, bukan bergaya seorang wanita. Walau hasil yang didapatkan kurang bagus daripada wanita yang mengurus rumah tangga. Bila anaknya pria semua, wah, ini lahan investasi untuk membentuk pria-pria sejati. Kalau ternyata ada anak wanita, ya tinggal ada pendamping seperti “nenek” atau saudara wanita yang akan mendidik.

“Lah, pria kok masak?” sindir wanita itu lagi.

Siapa yang tidak kenal “Chef Juna” seorang yang berwajah lelaki tulen, bertato, omongannya ceplas-ceplos, tetapi masakannya enak. Chef Juna salah satu pemasak pria terbaik di Indonesia. Ini sebagai contoh, kegiatan masak tidak terpengaruh kodrat. Pria dan wanita memang bisa menjadi  pemasak di dapur. Cuma tinggal gaya memasaknya saja yang berbeda.

“Bosen di rumah saja, ngurus anak, masak dan melayani sex”

Catatan penting: hidup itu sederhana penuh rutinitas

Apakah wanita bekerja di kantor berbeda dengan pria yang kerja di rumah? Sama saja, sama-sama dalam ruangan. Bila memang pria menjadi rumah tangga, bisa asik-asikkan menunggu istri sambil menonton tv. Setiap hari bisa beraktifitas yang bermanfaat dan berkembang. Bila ingin pergi ke mal untuk sekedar belanja, maka tinggal pergi saja.

Bila rumah kita bagus, enak, makanannya enak-enak, buat apa kerja di kantor? Secara fakta, seenak-enaknya ruangan seorang direktur, ruangannya ya begitu. Setidakenaknya di ruangan rumah, yang jelas itu rumah kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar