Senin, 27 April 2015

Kalau Pria Bisa Kerja dan Bisnis Di Rumah … Upaya Menuju Bapak Rumah Tangga

Era online adalah era pemberdayaan kantor kerja dan bisnis di dalam rumah. Banyak para aktifis gender, aktifis wanita, kampanye pemberdayaan wanita hanya pada sektor “Luar Rumah”. Ini sudah ketinggalan zaman bila masih tidak memiliki sisi berat pada sekor “Dalam Rumah”. Mereka pun mengklaim, “Wanita pun punya dua tugas sekaligus, dalam dan luar rumah”. Gombal!



Di televisi, artis-artis penyanyi dangdut yang paling laris yang wanita walau ukuran menyanyi dibilang “Rendah”. Penyanyi yang muncul itu-itu saja. Di dalam acara berita yang selalu muncul adalah wanita, baik acara ngobrol atau pembawa berita. Di penjualan-penjualan produk memakai jasa sales promotion, yang paling laris ya wanita walau produk yang dijual adalah “rokok”, produk untuk pria. Banyak sekali sisi yang menoncolkan wanita namun masih saja kurang “Setara”, menurut aktifis wanita. Bahkan menuntut juga, sebagai rencana, “Khutbah Jum’at, Imam Solat” harus juga ada wanitanya. Ini serba wanita. Apa sih emansipasi wanita? Gimana ceritanya?



Di dunia kerja, para pria tersaingi wanita padahal kalau pria tidak bisa bersaing, kalah ekonomi maka si wanita akan berkata, “Ah, jadi pria kok tidak produktif”. Bukan masalah produktif atau tidak tetapi masalah sektor kerja yang sudah penuh dikuasai wanita gara-gara emansipasi wanita yang tidak memiliki sisi makna emansipasi dalam takaran keadilan gender: sama namun tidak harus sama.



Nah, era online mendapat angin segar untuk para pria yang lebih baik menjadi “Bapak Rumah Tangga”, sebaga upaya emansipasi pria juga. Di samping, kerja dan bisnis di rumah bisa dilakukan dengan mudah dan bisa membuat kebebasan finansial. Tinggal kita memanfaatkan “gaji istri” untuk bekerja di rumah mengurus bisnis pria itu sendiri. Mau para istri gajinya dimanfaatkan suami untuk mengurus bisnisnya sendiri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar