Sajak dalam gejolak, seruan memandang keadaan.
Bukan tanpa alasan, ini dalam ancaman.
Jalan kebenaran sudah terbegal-begal tangan kekuasaan,
merampas hak dan mengabaikan kewajiban.
Bukan lagi toleransi berbungkus demokrasi!
Sejatinya egois berbau hedonis, ini para metalis negeri!
Acungkan penuduh, pemerintahan bermain modus!
Bukan lagi menjunjung HAM kebenaran, politikus bermain gigitan tikus!
Namun sudah lumrah, anak bangsa terdidik dengan matematika yang tak berlogika!
Hukum hanya aturan permainan perasaan, tergantung faktor kali dari pesanan pihak bajing bangsa.
Acungkan penuduh, pemerintahan bermain teroris sistemis!
Deradikalisasi bukan dengan membangun sistem radikal.
Mengatasnamakan deradikalisme, pemberantasan maksa.
Radikalisasi berada di tubuh negara sendiri, mengancam massa.
Tanpa sadar, saling mengancam keselamatan!
Para sufi menangis histeris, barangkali nilai surga dianggap bengis.
Karena anak bangsa tahu, kekuatan revolusi mental berada dalam genggaman agamis.
Sekuat tenaga mereka dalam bentang, menghadang.
Bahkan dengan sistem terwakilkan, berjudul melepas tangan pertanggungjawaban.
Sajak dalam gejolak, seruan memandang keadaan.
Bukan tanpa alasan, ini dalam ancaman.
Jalan kebenaran sudah terbegal di atas kekuasaan,
merampas hak dan mengabaikan kewajiban.
Bisa jadi, mereka akan terbegal jiwa metal sendiri.
Revolusi mental adalah perubahan kehendak ilahi, bukan manusiawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar